Turnover Karyawan Yang Tinggi Termasuk Aspek

Turnover Karyawan Yang Tinggi Termasuk Aspek

Hubungan yang Buruk dengan Atasan

Manajemen yang tidak efektif, komunikasi yang buruk, atau hubungan yang tidak harmonis antara karyawan dan atasan juga sering menjadi penyebab turnover karyawan tinggi. Karyawan yang merasa diabaikan, tidak dihargai, atau diperlakukan tidak adil oleh atasan cenderung lebih cepat meninggalkan pekerjaan mereka.

Tugas pekerjaan yang terlalu berat atau tidak realistis dapat menyebabkan karyawan mengalami stres dan kelelahan (burnout) sehingga menimbulkan masalah mental health di tempat kerja. Jika tanpa dukungan yang memadai, mereka akan mencari pekerjaan dengan ekosistem yang lebih seimbang.

Jaga Turnover Karyawan dengan Software HRIS

Tidak ada perusahaan yang mampu menghindari turnover karyawan yang tinggi.

Oleh sebab itu, tidak mungkin perusahaan dapat memuaskan seluruh karyawannya.

Bahkan perusahaan-perusahan yang masuk dalam daftar “The Best Companies to Work For”, pun mengalami turnover; walau umumnya tidak setinggi perusahaan yang lain.

Namun informasi-informasi yang ada akan membantu organisasi menjadi lebih baik.

Seperti yang dilakukan oleh sistem HRIS pada aplikasi Mekari Talenta, dalam sistem ini, informasi turnover karyawan dapat langsung disajikan dalam grafik.

Saya Mau Coba Gratis Talenta Sekarang!

Saya Mau Bertanya Ke Sales Talenta Sekarang!

Sehingga perusahaan tidak perlu melakukan perhitungan secara menual mengenai berapa jumlah karyawan yang keluar-masuk tiap bulannya.

Selain itu, exit interview juga merupakan salah satu cara untuk mendapatkan informasi mengenai alasan mengapa karyawan memutuskan resign dari perusahaan secara lebih akurat.

Perusahaan tentunya juga dapat menggali masukan yang baik dari karyawan untuk memperbaiki situasi yang ada.

Baca juga: Pengertian, Manfaat, dan Penerapan Sistem HRIS Pada Perusahaan

Penurunan Kualitas Layanan atau Produk

Jika turnover terjadi di antara karyawan yang memiliki peran penting dalam produksi atau penyediaan layanan, ini dapat berdampak pada kualitas produk atau layanan yang ditawarkan kepada pelanggan. Karyawan baru mungkin memerlukan waktu untuk mencapai tingkat kinerja yang sama dengan karyawan sebelumnya.

Solusi Mengatasi Turnover yang Tinggi

Jangan khawatir, berita baiknya adalah permasalahan tentang employee turnover sangat bisa untuk diatasi. Seringkali, solusinya dimulai dengan manajer departemen. Berikut beberapa cara yang bisa digunakan oleh tim HR untuk mengatasi permasalahan employee turnover:

Jika terjadi permasalahan employee turnover, perusahaan wajib memberi perhatian khusus dan segera mengatasinya sebelum berlarut dan nantinya merugikan perusahaan tersebut. Laju employee turnover yang tinggi memberikan berbagai permasalahan perusahaan yang bisa berdampak fatal bagi perusahaan.

Analisa permasalahan secara mendetail dan menyeluruh bisa menyelamatkan perusahaan dari permasalahan employee turnover ini. HR dan manajer mempunyai peranan penting dalam menyelesaikan permasalahan employee turnover ini. Keberadaan teknologi dapat dimanfaatkan untuk kelancaran proses mengatasi maupun mencegah laju employee turnover yang tinggi. Worxspace hadir sebagai smart personalia tool yang dapat membantu HR dan manajer dalam mengatasi masalah employee turnover. Pelajari selengkapnya di https://worxspace.id/

Tingkat turnover karyawan yang tinggi tentu menjadi kekhawatiran bagi perusahaan kamu. Bukan hanya perusahaan yang terkena dampak dari tingginya angka turnover ini. Karyawan yang masih bertahan perlahan-lahan mulai mengalami stres dan kehilangan loyalitas terhadap perusahaan sehingga memutuskan untuk menyusul mantan rekan kerja mereka. Tentu kamu harus segera menyelesaikan masalah turnover karyawan tinggi sesegera mungkin.

Sebelum mengetahui solusinya, apakah kamu sudah mengetahui penyebab dari turnover yang tinggi? Artikel ini akan mengulas lengkap mengenai penyebab dan cara mengatasi masalah yang mengkhawatirkan ini. Yuk, simak artikel ini selengkapnya agar kamu bisa mengambil langkah yang tepat untuk mengatasi turnover karyawan tinggi.

Masalah antar karyawan

Adanya persaingan tidak sehat dan budaya kerja yang tidak baik dapat membuat karyawan kurang termotivasi dan hilang fokus dalam bekerja sehingga memilih ke luar dari perusahaan tersebut. Terlebih jika atasan tidak dapat bersikap netral dan dipandang lebih berat ke salah satu pihak yang menyebabkan lingkungan kerja menjadi tidak kondusif.

Dampak Moral dan Menurunnya

Produktivitas Karyawan Ketika melihat rekan kerjanya terus berkurang ditambah dengan beban kerja yang dilimpahkan kepada mereka yang bertahan, lama kelamaan mereka juga tergerak untuk mengundurkan diri dan mencari kesempatan baru di tempat lain. Tidak hanya itu, kualitas produk atau jasa Anda juga berpotensi untuk berkurang karena adanya kesenjangan pengetahuan, kurangnya sumber daya manusia, dan menurunnya produktivitas karyawan. Hal ini juga berdapat pada peluang perusahaan untuk mengambil proyek tertentu.

Budaya Perusahaan yang Tidak Sehat

Apakah Anda mau bekerja di tempat yang membuat mental dan fisik sakit? Tentu saja tidak. Lingkungan kerja yang penuh konflik, kurangnya kerjasama tim, atau budaya yang tidak inklusif dapat membuat karyawan merasa tidak nyaman dan tidak termotivasi untuk tetap tinggal.

Rekrut Kandidat yang Tepat Sejak Awal

Hal ini dipercaya oleh para rekruter sebagai salah satu cara yang ampuh untuk mengurangi tingkat turnover karyawan.

Tidak hanya mewawancara kandidat secara ketat namun pastikan bahwa mereka memiliki kemampuan yang kita butuhkan dengan proses onboarding yang efektif pula.

Sehingga mereka mampu sejalan dengan budaya perusahaan, atasan, dan rekan kerja mereka.

Baca juga: Memahami Basic HR Management, Bagaimana Pengelolaan yang Praktis?

Apa itu Employee Turnover?

Employee turnover merujuk pada jumlah karyawan yang meninggalkan perusahaan pada periode waktu tertentu, biasanya satu tahun. Yang termasuk dalam perhitungan yaitu mereka yang mengundurkan diri atau resign, yang diberhentikan secara sepihak oleh perusahaan atau kena lay off, terminasi, pensiun, transfer lokasi, atau bahkan juga kematian. Turnover berbeda dengan atrisi. Ketika menghitung atrisi, pengurangan SDM dan terminasi tidak dihitung. Perusahaan sering menghitung laju employee turnover mereka sebagai sarana untuk memprediksi dampaknya pada produktivitas, layanan konsumen, atau bahkan semangat kerja karyawan.

Pertahankan Karyawan sejak Awal Masuk Kerja

Upaya mempertahankan karyawan alias retensi sebaiknya dimulai sejak hari pertama mereka bergabung di perusahaan kamu. Kesan pertama yang baik tentu meningkatkan loyalitas mereka terhadap perusahaan. Berikan program onboarding yang menyenangkan dan tentunya membantu karyawan baru agar bisa beradaptasi dengan perusahaan kamu.

Salah satu standar yang bisa dijadikan sebagai patokan keberhasilan onboarding adalah memberikan pemahaman yang jelas tentang misi perusahaan serta memberitahukan peran mereka dalam meningkatkan kesuksesan perusahaan.